Apa
yang anda fikirkan di benak anda ketika banyak tugas yang datang selih
berganti dan membuat anda semakin
terbebani?
Apakah
anda akan diam saja, terus terusan melamun kan sekian banyak tugas tugas anda,
ataukah anda sekedar membiarkan tugas tugas tersebut berserakan di otak anda,
dan ataukah anda akan mencari bantuan seorang teman untuk menyelesaikan tugas
anda?
Tugas,
siapa yang tak kenal tugas. Bagi kalangan pelajar atau pun pendidik, tugas
merupakan suatu hal yang harus ada dalam system pendidikan. Tugas sebagai salah
satu indicator kemampuan seorang siswa atau mahasiswa terhadap materi yang
telah di sampaikan oleh seorang guru atau dosen. Berbeda dengan ujian, jika
ujian menitik beratkan pada kemampuan seorang siswa dalam menjawab dan
mengerjakan seluruh rangkaian materi yang telah di ajarkan oleh seorang guru
dan di ujikan pada saat ujian berlangsung,
Namun
tugas lebih di arahkan kepada kemampuan siswa dalam menguasai dan memahami
kompetensi yang telah di berikan oleh seorang guru. Sehingga tugas ini di
berikan oleh seorang guru atau dosen untuk mengetahui kemampuan seorang siswa
ataupun mahasiswa terhadap materi yang telah di ajarkan bukan materi
keseluruhan.
Tugas
ini di berikan oleh seorang guru atau
dosen ketika rangkaian bab materi yang di ajarkan telah berakhir, sehingga
untuk mengetahui tingkat pemahaman dan kemampuan seorang siswa ataupun
mahasiswa terhadap materi yang di ajarkan, para guru memberikan suatu parameter
atau indicator keberhasilan materi tersebut dengan yang namanya tugas.
Bagi kalangan seorang pendidik, tugas
bukan lagi hal yang aneh untuk di dengarkan dan di temui. Dimana mana di setiap
lembaga pendidikan baik tingkat dasar, menengah, maupun tinggi slalu ada yang
namanya tugas, baik tugas yang di berikan oleh guru atau dosen secara individu
maupun kelompok.
Pada tingkatan dasar, tugas yang di
berikan oleh seorang guru tidak lah begitu berat, menyesuaikan dengan taraf dan
tingkatan anak didik yang di ajar. Pada tingkatan atasnya yaitu SMP, tugas yang
di berikan cukup berimbang, sedangkan pada tingkatan SMA tugas yang di berikan
pun tak jauh beda dengan SMP namun pada tingkatan SMA tugas yang di berikan
lebih kompleks dan rumit karena kajian ilmunya lebih dalam SMA dari pada
tingkat SMP.
Berbeda lagi pada level pendidikan
tinggi, pada level ini tugas tugas yang di berikan oleh seorang dosen kepada
mahasiswanya cukup berat dan sering kali tak terkendali. Tugas tugas ini datang
silih berganti, menumpuk tinggi dan membuat para mahasiswa semakin terbebani.
Sehingga kebanyakan dari para mahasiswa yang mempunyai segudang tugas yang
belum terselesaikan merasa kebingungan dan stress.
Namun itulah hal yang harus di bayar
kala kita menyandang predikat sebagai mahasiswa, kaum terdidik sebagai calon
seorang pempimpin dan generasi penerus bangsa tak boleh lemah dan harus tahan
banting. Tidak hanya mahasiswa saja yang menerima dan mempunyai banyak tugas.
Dari kalangan pegawai, buruh, dan Presiden pun juga punya banyak tugas. Namun
tugas ini di selaraskan dengan bidang yang mereka tekuni masing masing.
Lalu bagaimana cara kita menyikapi dan
menghadapi situasi dan kondisi seperti itu?
Banyak di antara para kaum terdidik
khususnya mahasiswa yang tidak tahu bagaimana menyikapi dan menghadapi tugas
tugas yang datang trus silih berganti tersebut. Mereka jutru membuat diri
mereka semakin sulit dan terbelenggu dengan adanya tugas tugas yang kian
menumpuk. Bayang bayang tugas yang begitu banyak, tingkatan kesulitan yang
begitu dahsyat serta bimbingan dan arahan pun tidak ada. Lantas tak jarang
kebanyakan dari mereka hanya bisa berlari untuk membuat otak dan hati mereka menjadi
fres kembali. Tanpa memikirkan tugas yang harus mereka pikul di esok hari.
Tidak aneh jika tahun 2013 ini ada
istilah baru yang muncul yaitu mahasiswa fotokopi. Mahasiswa fotokopi, itulah
sebutan bagi mahasiswa yang terilustrasikan seperti kondisi di atas. Mereka
kurang begitu peduli akan tugas tugas yang di tanggung jawabkan oleh seorang
dosen kepadanya. Mereka cenderung menggantungkan dirinya kepada teman taman
yang rajin di kampusnya. Meraka datang pagi pagi dan membuat suatu kegaduhan di
kelas dengan menyontek dan meyalin pekerjaan temanya atau biasa di sebut dengan
mahasiswa fotokopi.
Mahasiswa fotokopi selalu bertindak
seperti mesin fotokopi, mereka sekedar bermodal kertas putih dan tinta hitam.
Dengan ambisiusnya mereka mengkopi hasil pekerjaan temanya tanpa memperdulikan
jerih payah teman yang telah mengerjakan tugas nya dengan baik. Perbuatan kotor
itu terpakasa di lakukan karena tugas tugas mereka yang tak terselesaikan akibat
kebiasaaan menunda nunda tugas dan sering kali tidak mendahulukan apa yang
seharusnya di dahulukan sehingga suatu hal yang tak aneh lagi jika tugas tugas
mereka pun semakin menumpuk dan menumpuk seperti gunung.
Cara yang tepat untuk menghadapi tuga
tugas yang semakin menumpuk adalah dengan menyelesaikan dengan segera tugas
yang ada sekarang. Sikap yang selalu menunda nunda tugas ini lah yang
menyebabkan tugas tugas yang kita kerjakan semakin menumpuk dan menumpuk. Bukan
tugas dari seorang dosen yang membuat kita merasa terbebani, namun diri kita
sendiri yang kadang membuat hal yang simple, mudah menjadi hal yang rumit dan
sulit.
Jika kita dengan tanggap dan cepat dalam
mengerjakan setiap tugas tugas yang di berikan oleh seorang dosen, maka
insya’allah tugas tugas yang menumpuk tadi menjadi kian menipis seiring dengan kesungguhan
dan keggigihan kita dalam mengerjakan setiap tugas yang datang, bukan untuk di
tunda tunda dan di biarkan begitu saja.
Tugas yang tidak terselesaikan akan
menimbulkan resiko yang cukup membahayakan. Mahasiswa yang tidak mengerjakan
tugas akan di cap dosen sebagai mahasiswa abal abal, ini penting karena akan
berpengaruh terhadap kelanjutan study seorang mahasiswa. Seorang dosen dalam
memberikan tugas kepada para mahasiswanya tidak lain adalah sebagai ajang uji
kemampuan dan pengetahuan mereka terhadap materi yang telah di ajarkan. Di
samping sebagai ajang uji pengetahuan, tugas ini juga di tujukan sebagai
penambahan nilai kepada seorang mahasiswa yang mempunyai nilai jelek pada saat
ujian.
Cara
yang tepat untuk menghindari dan menjauhi hal tersebut sebagai wujud antisipasi
kita terhadap kondisi yang seperti itu adalah dengan menerapkan pola dan gaya
hidup yang teratur dan disiplin. Manajemen waktu yang baik dan kedisiplinan
sangat di perlukan disini, seseorang yang tidak bisa memanfaatkan waktu mereka
dengan baik harus rela bernafas dengan penuh penyesalan dan kekecewaan karena
tidak melakukan hal yang baik dan bermanfaat unutk hari ini.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka
buatlah schedule harian, mingguan, bulanan bahkan tahunan, kalau perlu buatlah
list dan targertan apa saja yang akan kita capai dalam satu hari ini, satu
minggu, ini bahkan satu bulan ini. Di samping itu buatlah program jangka pendek
maupun jangka panjang agar kehidupan yang kita jalani ini selalu terarah sesuai
arahan yang kita buat. Bukan hidup yang mengalir apa adanya tanpa adannya
pembatasan pembatasan apa yang seharusnya kita lakukan dan tidak.
Solusi yang tepat untuk melakukan hal
tersebut adalah berubah, berubahlah untuk berbenah diri menjadi pribadi yang
lebih baik lagi di kemudian hari. Serta evaluasi dalam rotasi untuk berevolusi
menggapai mimpi.
SALAM,……….